Rabu, 28 September 2016

PENILAIAN PROYEK


  • Lakukan kegiatan berikut ini! bekerjasamalah dengan kelompok anda!
A.tujuan 
1. membuat lampu larva sederhana
2. mengetahui hubungan ploritas dengan kelarutan suatu zat.

B.alat dan bahan
gelas (bening),minyak goreng,garam,air,dan pewarna makanan.

C.Cara kerja
1. tuangkan air ke dalam gelas sampai tingginya kira-kira 8cm!
2. tuangkan minyak goreng ke dalam gelas tadi kurang lebih 1/3 gelas dan diamkan sebentar! amati         yg terjadi! Dimana posisi minyak?
    jawab: posisi minyak berada di atas air.
3. teteskan pewarna makanan satu tetes saja! amati yg terjadi! apa warnanya menyebar?
    jawab: tidak warnanya tidak menyebar.
4. tambahkan sedikit garam dan kocok sambil amati yg terjadi?
    jawab: ketika ditambahkan garam pewarna makanan yg tidak menyebar tadi menjadi menyebar,                     setelah di kocok air dan minyak tidak menyatu.
5. tambahkan sedikit garam dan kocok sambil amati yang terjadi! lakukan penambahan garam ini           sebanyak yg kamu inginkan!
    jawab: setelah berulang-ulang kali ditambahkan garam lalu di kocok yg terjadi adalah air pewarna                  makanan tadi dan minyak sayur tersebut akhirnya menyatu.

D.Anlisis
1. apakah fungsi garam dalam kegiatan ini?
    JAWAB: a.Fungsi garam pada peroyek ini sebagai alat penyebar pewarna makanan yg tadinya                               menggumpal.
                    b.sebagai alat penyatu antara air pewarna makanan dan minyak goerng.
                    c.sebagai pelebur warna makanan di dalam air.
2.jelaskan peristiwa yg terjadi saat garam mencapai lebih dari 10% dan 25% massa air!
    JAWAB: saat itu garam sebagai alat menyebarnya pewarna makanan.

Selasa, 27 September 2016

hai teman teman :) saya lola, selamat datng di blog saya, semoga kalian senang dengan blog saya,jangan hanya membaca tetapi komen yaa :) .

Ikatan Ion Beserta Contoh Ikatannya

Ikatan Ion - Secara sederhana pengertian ikatan ion adalah ikatan antara dua macam ion (kation dan anion) oleh gaya-gaya elektrostatik Coulomb. Namun, misalnya untuk senyawa kompleks [Fe(H2O)6]2+, ion pusat Fe2+ dengan molekul pengeliling H2O, juga sebagian besar diikat oleh gaya-gaya elektrostatik antara ion pusat dengan dipol listrik tetap yaitu negatif yang dihasilkan oleh molekul pengeliling.


Ikatan ion biasa juga disebut dengan ikatan elektrokovalen yang merupakan jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.


Oleh karena ikatan ion terjadi dengan cara transfer elektron, maka dapat diramalkan bahwa unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah dengan karakteristik ns(1-2) mempunyai kecenderungan yang cukup kuat untuk membentuk ikatan ionik dengan unsur-unsur golongan halogen dan oksigen dengan karakteristik ns2 np(4-5). Kenyataannya ditemui berbagai tipe ion dengan konfigurasi elektronik tertentu.

Contoh Ikatan Ion
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Ikatan Ion
    Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl






Jenis-jenis Spesies Ion
Ada beberapa jenis spesies ion, berikut penjelasannya:

1. Spesies tanpa elektron valensi
Ion hidrogen H+, barangkali dapat dipandang sebagai satu-satunya contoh spesies tanpa elektron valensi, meskipun eksistensinya distabilkan dalam bentuk tersolvasi oleh pelarut, yaitu sebagai ion hidronium, H3O+, dalam air.


2. Spesies dengan dua elektron valensi
Beberapa spesies yang cukup stabil dengan dua elektron valensi adalah ion hidrida, H+, Li+, dan Be2+. Ion-ion ini mengadopsi konfigurasi elektronik gas mulia He.


3. Spesies dengan delapan elektron valensi
Pembentukan spesies yang stabil dengan delapan elektron valensi adalah seperti Na+, Mg2+, F- dan O2-. Jadi, NaF, Na2O, MgF2, dan MgO merupakan contoh spesies ionik dengan mengadopsi konfigurasi elektron valensi gas mulia terdekat, Ne.


4. Spesies dengan sembilan elektron valensi
Kenyataan bahwa banyak senyawa-senyawa golongan d juga bersifat ionik, sudah barang tentu kestabilan konfigurasi elektroniknya, khusunya jumlah elektron valensi, tidak lagi mengikuti kaidah oktet, tetapi mencapai delapan belas. Spesies ini banyak ditemui pada golongan 11, 12 bahkan juga golongan 13 mulai periode 4.


5. Spesies dengan "delapan belas + dua" elektron valensi
Spesies ini umumnya terdiri atas unsur-unsur berat. Unsur 81Tl dijumpai sebagai kation Tl3+ yaitu sistem 18 elektron valensi yang cukup stabil. Namun demikian, kation Tl+ ternyata juga ditemui dan bahkan lebih stabil daripada kation Tl3+. Kestabilan sistem konfigurasi ini sering pula dikaitkan dengan kenyataan penuhnya semua orbital yang terisi, yang secara khusus dikenal sebagai sistem konfigurasi elektronik "18+2" atau dengan istilah spesies dengan pasangan elektron inert. Unsur-unsur Ga, In, dan Tl (golongan 13 tabel periodik), Ge, Sn, dan Pb (golongan 14) dan As, Sb, dan Bi (golongan 15) dapat membentuk secara berurutan ion-ion M+, M2+ dan M3+ yang khas dengan pasangan elektron inert, (4-6)s2.

6. Spesies dengan berbagai macam elektron valensi
Ion-ion tipe ini terdiri atas unsur-unsur transisi golongan d dan f yang mempunyai konfigurasi elektronik d dan f belum penuh. Umumnya, ion-ion ini mempunyai konfigurasi elektronik terluar 8-18 yaitu ns2 np6 nd0-10 dengan n = 3, 4, 5. Tambahan pula, unsur-unsur golongan transisi dikenal dapat membentuk kation dengan berbagai macam tingkat oksidasi.
IKATAN ION

Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

ikatan ion NaCl